Ayah, Tunjukkan Kasih Sayangmu..

Seri Parenting #7

[Ayah, Tunjukkan Kasih Sayangmu..]

-Lembut
-Penyayang
-Ceria

Dalam tatanan keluarga, bagi sebagian besar anak, sifat-sifat itu selalu identik dengan seorang ibu. Saat menjalankan perannya, seorang ibu (dengan bawaan kewanitaannya) menjadi sosok yang selalu melekat dengan anak, lebih-lebih di awal periode kehidupan. Anggota keluarga terbaik adalah ibu. Mulai dari memandikan, mengajak bermain, menyiapkan segala keperluan hingga teman belajar yang ideal. Sedangkan ayah, dengan banyaknya waktu yang tersita untuk mencari nafkah, maka perannya seakan-akan hanya dibatasi pada pemenuhan kebutuhan fisik sang anak. Padahal, setiap anak sangat merindukan sosok ayah yang penyayang dan dekat dengan mereka.

Pengaburan sosok ayah yang dicintai anak-anak semakin diperparah dengan sikap ayah yang terlalu kaku dan tidak berbaur dengan aktivitas anak. Padahal, Rasulullah shallaallaahu ’alihi wa sallam mencontohkan teladan yang sangat indah saat bermuamalah dengan anak-anak.

Al-Barra’ bin ‘Azib radhiallaahu’anhumaa berkata, “Aku melihat Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam sedangkan Hasan bin ‘Ali ada di pundaknya, beliau berkata, ‘Ya Allah, sesungguhnya aku mencintainya, maka cintailah ia.’” (HR Al-Bukhari (3749) dan Muslim (2422))

Dalam riwayat yang lain dari Ibnu Mas’ud, ia berkata, “Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam pernah melakukan shalat, jika beliau berdujud, maka Al-Hasan dan Al-husain meloncat di atas pundaknya. Ketika orang-orang melarang keduanya, beliau memberikan isyarat agar mereka membiarkan keduanya. Seusai shalat beliau meletakkan keduanya dipangkuan dan berkata, ‘Siapa saja yang mencintaiku, maka hendaknya dia mencintai dua anak ini!” (HR. Abu Ya’la (Al-Musnad VIII/434).

Tidak diragukan lagi bahwa orangtua memiliki kecintaan yang besar kepada anaknya. Baik ia seorang ibu, begitu pula sang ayah. Cinta seorang ibu lebih banyak ia wujudkan melalui pelayanan, perlindungan, nasehat, dengan segala tindakannya. Terlepas dari benar atau tidaknya setiap detil perbuatan tersebut, setiap tindakan seorang ibu tersirat harapan kebaikan dan tanda cinta bagi sang anak.

Lalu ayah?
Bagaimana pakaian-pakaian layak itu akhirnya terbeli,
Rumah yang aman untuk ditinggali,
Ayah mengambil porsi yang banyak untuk mendukung kesuksesan setiap anggota keluarga. Cinta seorang ayah kadang tidak terlihat tapi bekas-bekas kebaikannya selalu melekat.

Tapi tahukah engkau wahai ayah? Seorang anak sulit untuk meraba setiap kebaikanmu yang tak terlihat. Maka, tunjukkan cintamu dengan kalimat keakraban, diskusi yang menyenangkan, juga aktivitas-aktivitas yang penuh keceriaan. Dengan itulah, ia akan paham kehadiranmu sebagai sosok yang akan terus terkenang.

-Teruslah untuk mencoba-

Mungkin ayah belum terbiasa masuk ke dalam dunia anak-anak. Maka luangkan waktu untuk bermain bersama, ajak ia berkisah tentang aktivitasnya, berilah ia apresiasi atas setiap kebaikan kecil yang ia lakukan dan bimbinglah ia untuk dekat dengan Rabb-nya. Bila perlu, jadwalkan waktu khusus ditengah segala kesibukan. Biarlah diawal-awal terasa kaku dan dibuat-buat. Saat kita terbiasa, semuanya akan mengalir saja tanpa rencana dan ayah akan menemukan cara interaksi terbaik dengan anak. Saat engkau telah dekat, bukankah nasehat kebaikanmu akan jadi prioritasnya? Membangun komunikasi yang efektif dengan anak, akan meningkatkan kepercayaan anak, menjadikan akan lebih dekat dengan keluarga dan menghindari banyak kesalahpahaman.

-Ayah tetaplah ayah-

Dengan segala kekurangannya, ayah akan selalu menjadi laki-laki terbaik bagi anaknya. Seiring dengan bertambahnya kedewasaan, seorang anak akan semakin paham tentang perjuangan sang ayah. Seperti apapun ayah menunjukkan rasa cintanya, akhirnya akan terbaca juga. Semoga para ayah dimudahkan oleh Allah untuk dekat dengan anak-anaknya, menjadi ayah yang selalu dirindukan.

====
Kutipan dalil dari Terjemahan Kitab Tarbiyatul Abna yang ditulis Syaikh Musthofa Al-‘Adawi terbitan Pustaka Ibnu Katsir.

______
?Komunitas Ibu Asuh?
“Dari Muslimah untuk Generasi Sunnah”