10 Ringkasan Faidah Seputar Bulan Sya’ban – Bagian 1

1. Anjuran Memperbanyak Puasa
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
Bulan Sya’ban adalah bulan penuh berkah, yang banyak dilalaikan orang diantara bulan Rajab dan Ramadhan. Padahal dianjurkan untuk memperbanyak puasa di bulan Sya’ban ini.
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
Dari Usâmah bin Zayd Radhiyallâhu ‘anhu, beliau berkata:
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
يَا رَسُولَ اللَّه، لَمْ أَرَكَ تَصُومُ شَهْرًا مِنَ الشُّهُورِ مَاتَصُو مُ مِنْ شَعْبَانَ؟ قَالَ صَلَّى ٱللَّهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ : (( ذَلِكَ شَهْرٌ يَغْفُلُ النَّا سُ عَنْهُ بَيْنَ رَجَبٍ وَرَمَضَانَ، وَهُوَ شَهْرٌ تُرْفَعُ فِيهِ الْأَعْمَالُ إِلَى رَبِّ الْعَا لَمِيْنَ؛ فَأُ حِبُّ أَنْ يُرْفَعَ عَمَلِي وَأَنَا صَا ئِمٌ )) (١)٠
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
“Wahai Rasulullah, saya belum pernah melihat Anda berpuasa di bulan-bulan lainnya seperti Anda berpuasa di bulan Sya’ban ini?”
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
Rasulullah صَلَّى ٱللَّهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ menjawab: “Karena ini bulan yang banyak dilalaikan manusia diantara Rajab dan Ramadhan. Padahal di bulan ini amalan terangkat sampai ke Rabb semesta alam, dan saya senang apabila saat amalku terangkat saya sedang berpuasa.” [1]
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
Sebagaimana diceritakan Ummul Mu’minin ‘Aisyah Radhiyallâhu ‘anhâ:
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
كما قَ لت أمُّ المؤ منين عَائشة رَضِيَ ٱللَّهُ عَنْهَا: (( مَا رَأَيْتُ رَسُو لَ اللَّه صَلَّى ٱللَّهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ اسْتكْمَلَ صِيَامَ شَهْرٍ قَطُّ إِلَّاَ رَمَضَانَ، وَمَارَأَيْتُهُ فِي شَهْرٍ أَكْثَرَ مِنْهُ صِيَامًا فِيْ شَعْبَانَ )) (٢)٠
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
“Tidak pernah saya melihat Rasulullah صَلَّى ٱللَّهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ menyempurnakan puasa di suatu bulan seperti di bulan Ramadhan, dan belum pernah saya melihat beliau lebih banyak berpuasa di suatu bulan seperti berpuasa di bulan Sya’ban.” [2]
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
Di dalam riwayat lain:
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
وفي رواية: (( كَانَيَصُومُ شَعْبَانَ كُلَّهُ، كَانَ يَصُو مُشَعْبَانَ إِلَّا قَلِيلًا )) (١)٠
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
“Pernah Nabi berpuasa di bulan Sya’ban seluruhnya, dan pernah juga berpuasa Sya’ban hanya sedikit (hari) saja.” [3]
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
Berpuasa di bulan Sya’ban itu lebih utama daripada berpuasa di bulan-bulan haram (suci), karena bulan Sya’ban dengan bulan Ramadhan itu, kedudukannya seperti sholat sunnah rawatib dengan sholat fardhu, sehingga sunnah rawatib itu memiliki keutamaan yang menyatu dengan ibadah fardhu.
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
Sebagaimana sholat sunnah rawatib itu lebih utama daripada sholat tathawwu’ yang bersifat mutlak, maka demikian pula dengan puasa yang mengiringi Ramadhan sebelum dan setelahnya tentunya lebih utama daripada puasa yang waktunya berjauhan dari Ramadhan. [4]

2. Memperbanyak Amal Ketaatan
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
Ucapan Nabi صَلَّى ٱللَّهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ : “Karena ini bulan yang banyak dilalaikan manusia diantara Rajab dan Ramadhan.” Di sini terdapat isyarat halus bahwa seyogyanya menggunakan waktu-waktu lalainya manusia dengan amal ketaatan. Dan hal ini termasuk perkara yang dicintai dan diridhai Allâh جل جلاله.
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
Karena itulah ada sejumlah salaf yang menyukai sholat sunnah (tathowwu’) diantara waktu Maghrib dan Isya dengan alasan bahwa ini waktu yang seringkali dilalaikan (manusia). Demikian pula lebih diutamakan sholat malam pada sepertiga malam terakhir, karena ini waktu yang paling banyak dilalaikan manusia dari berdzikir (mengingat) Allah.
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
Nabi صَلَّى ٱللَّهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ bersabda:
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
النبيُّ صَلَّى ٱللَّهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ : (( أَقْرَبُ مَايَكُونُ الرُّبُّ مِنَ العَبْدِ فِي جَوْفِ اللَّيْلِ الآ خِرِ، فَإِنْ اسْتَطَعْتَ أَنْ تَكُو نَ مِمَّنْ يَذْكُرُ اللَّه فِي تِلْكَ السَّاعَةِ فَكُنْ ))
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
“Waktu terdekat Rabb kepada hamba-Nya adalah di saat malam terakhir. Karena itu jika kau mampu untuk menjadi orang yang berdzikir kepada Allah di waktu tersebut, maka kerjakanlah.” [5]
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
Karena itulah, dianjurkan untuk berdzikir kepada Allah di tempat-tempat yang di sana banyak kelalaian, keberpalingan dan sedikitnya orang yang berdzikir, seperti di pasar dan majelis-majelis yang sia-sia. [6]
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
3. Faidah Beramal Di Waktu Lalai
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
Bahwa seorang muslim yang menghidupkan waktu-waktu yang dilalaikan manusia dengan amal ketaatan, maka hal ini lebih menyembunyikan amalannya. Sedangkan menyembunyikan amal-amal ketaatan yang bersifat nafilah (sunnah) itu lebih dekat kepada keikhlasan. Seorang muslim, akanlah sulit bagi dirinya untuk bisa selamat dari riya’ (pamer ingin dilihat) apabila ia menampakkan amal shalihnya.

Bersambung Insyaallah…

(Footnote dan Referensi akan dicantumkan pada artikel terakhir)

__
Komunitas Ibu Asuh
“Dari Muslimah untuk Generasi Sunnah”
__

www.ibuasuh.org
Fanpage FB : Komunitas Ibu Asuh
IG @komunitasibuasuh
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *